Skip to main content

Positif Covid-19 di Bengkulu Semakin Bertambah, Masihkah Anggap Remeh?

ILustrasi
ILustrasi

Opini - Menyisakan Dua Kabupaten di Provinsi Bengkulu yang masih dikatakan Zona Hijau. Data pasien Covid-19 di Bengkulu hanya dalam waktu singkat meningkat drastis. Seperti yang sudah dikabarkan di berbagai media, hari sabtu (9/5) kemaren, pandemi covid-19 bertambah sebanyak 23 orang dengan sebagian pasien tanpa gejala. Dengan ini, total keseluhan positif Covid-19 mencapai 37 orang.

Dengan data yang sudah tertera, Kemenkes sudah menetapkan status Bengkulu sebagai transmisi lokal Covid-19.  Dimana penyebaran virus ini terjadi antar penduduk local, Bukan karena kontak  dengan orang dari luar daerah atau berpergian ke zona merah. Apa yang harus kita lakukan dengan penetapan status oleh Kemenkes?.

Masihkah kita meremehkan situasi ini?
Masihkah kita abai pada aturan protokol kesehatan?
Masihkah kita malas memakai masker?
Masihkah kita sombong dan berkata "jangan terlalu parno ah, jangan terlalu takut"?
Masihkah elit kita dan buzzernya sibuk becikil, hanya untuk remeh temeh Pilgub? 
Masihkah kita hobi kongkow2, kumpul2 yang sebetulnya masih bs kita tunda?
Masihkah kita memenuhi jalanan, bermacetan, hanya sekedar mencari bakwan dan cendol untuk berbuka puasa?

Seberapa siap Bengkulu menghadapi perang terhadap pandemi Covid-19? Disaat daerah lain mulai menunjukkan kurva penularan melandai, kita justru baru mulai berperang. Status transmisi lokal inilah menunjukkan tanda  genderang perang dimulai. 

Untuk tes SWAB saja membutuhkan waktu berhari-hari. Dikirim terlebih dahulu ke Palembang. Bisa dibayangkan, kalau seandainya hasil tes ini baru keluar beberapa hari dan ternyata hasilnya positif. Sementara orang dites tadi sudah “melalar”  kemana-mana. Berbelanja ke warung, pasar, beli cendol dan gorengan. Berapa banyak orang yang sudah kontak dengan yang bersangkutan. Dan orang yang kontak tersebut sangat berpotensi tertular.
Ada beberapa catatan Yang Mungkin Tidak Terlalu Penting, tapi setidaknya bisa melihat seberapa siap kita perang.

Pertama, Provinsi Bengkulu terdiri atas 9 Kabupaten dan 1 Kota, dengan jumlah penduduk total mencapai 1,99 juta jiwa. Namun berdasarkan jumlah Rumah Sakit yang dijadikan Rujukan dari Kementerian Kesehatan sebagai Rumah Sakit siap menangani pasien Covid-19, hanya 3 Rumah Sakit. RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu yang terletak di Kota Bengkulu, RSUD Arga Makmur, terletak di Bengkulu Utara dan RSUD Hasanuddin Damrah Manna, terletak di Bengkulu Selatan. 

Selanjutnya, 7 Kabupaten (Kaur, Seluma, Bengkulu Tengah, Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, Mukomuko), jika ada warga yang positif Covid-19, kemana harus dirujuk?
Apakah semua harus dirujuk ke ketiga rumah sakit yang dijadikan rujukan Kemenkes tadi?
Seandainya, (semoga tidak terjadi), jumlah pasien Covid-19 terus melonjak. Emang ketiga rumah sakit rujukan tadi bisa menampung? Seberapa banyak sih kapasitas ketiga rumah sakit rujukan ini? Pertanyaan Retoris. Sebetulnya kita sudah tahu jawabannya.

Kedua, seberapa banyak  pasukan kemanusiaan yang menjadi garda terdepan dalam perang ini, Dokter dan Tenaga Medis di Bengkulu?

Ternyata jumlah Dokter dan tenaga medis atau perawat di Bengkulu masih sangat minim. Apalagi Dokter spesialis masalah pernafasan, hanya beberapa orang saja.

Merujuk data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu jumlah Dokter Spesialis sebanyak 169  yang tersebar di Rumah Sakit se-Provinsi Bengkulu. Ini adalah jumlah dokter berbagai disiplin ilmu spesialis, bukan hanya spesialis pernafasan saja. Sementara jumlah Dokter Umum se-Provinsi Bengkulu sebanyak 1.017 orang yang tersebar di Puskemas 731 orang dan Rumah Sakit 286 orang. (sumber: BPS, Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2020).

Yang membuat miris, dari sejumlah Dokter dan tenaga medis yang ada, ternyata sebagian besar saat ini sedang menjalani isolasi karena diduga pernah melakukan kontak dengan pasien Covid-19.  
Ada 59 orang Dokter Spesialis, Perawat dan Petugas lainnya dari RSUD M.Yunus yang diisolasi.
Ada 50  orang Dokter, Perawat, staf Adm dan Kurir RSUD Arga Makmur yang diisolasi.
Ada 46 Dokter, Perawat, CS RSUD Curup, Rejang Lebong yang diisolasi. 
Kondisi ini tentu akan mempengaruhi amunisi kita untuk berperang melawan pandemi Copvid-19. 

Ketiga, kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap kesehatan. Untuk penyakit umum saja, se-Provinsi Bengkulu sebanyak 38,79 persen masyarakat yang mempunyai keluhan, tidak mau berobat dengan alasan “merasa tidak perlu”. (sumber: BPS, Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2020).
Tentu ini menjadi PR bersama, membangun kesadaran agar masyarakat peduli dengan kesehatannya. 

Nah bagaimana dengan Covid-19? Apakah masyarakat sudah mempunyai kesadaran tinggi untuk memeriksakan kesehatannya atau paling tidak,  jujur terhadap kesehatannya, jujur pada tenaga medis akan jejak riwayat perjalanannya? Sepertinya belum.

Keempat, di Bengkulu ada 243 ribu orang pada tahun 2019 atau sekitar 12,21 persen penduduk lansia (umur 60-80 tahun lebih). Ternyata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya para lansia ini masih berjuang, bekerja. Ada sekitar 54,60 persen yang masih bekerja atau dengan kata lain 1 dari 2 lansia masih bekerja diusia tuanya. (sumber: BPS, Sakernas, Statistik Penduduk Lanjut Usia Prov.Bengkulu 2019). 

Memang Covid-19 menyerang siapa saja, tanpa memandang jabatan, kedudukan bahkan usia. Tua dan muda berpotensi tertular. Namun berdasarkan beberapa literatur, orang tua lebih rentang diserang Covid-19. 243 ribu penduduk Bengkulu berusia lanjut dan mirisnya sebagian besar masih bekerja, tentu harus menjadi perhatian bersama.

Bukan bermaksud membuat cemas, namun ini sebagai early waring agar kita lebih siap berperang melawan Covid-19. Untuk menang, langkah dan strategi haruslah disusun rapi.  Jika itu kita lakukan, setengah kemenangan sudah kita raih. 

Mulai sekarang, marilah kita semua tanpa terkecuali,
Disiplinlah, taatilah aturan yang dianjurkan pemerintah;
Pakailah masker dan sering cuci tangan;
Hindarilah keluyuran;
Jangan keluar rumah kecuali dengan sangat terpaksa;
Saling peduli dengan tetangga kiri-kanan-depan-belakang. Siapa tahu mereka tidak makan, sisihkan tabungan anda sedikit;

Elit dan Pejabat Daerah ini, berdamailah, hentikanlah dulu aksi sindir menyindir, pencitraan untuk kepentingan politis. Saatnya bersatu dan bergandeng  tangan untuk beperang melawan Covid-19. Bila perlu kaji kebijakan PSBB di Bengkulu dalam satu meja.
Jangan lagi anggap ini remeh. 

Salam Cerdas (OPINI)

 

Dibaca 1146 kali

Facebook comments