BENGKULU – Perempuan memegang peran penting dalam memastikan kualitas pemilihan umum yang inklusif dan adil. Aktivis perempuan yang juga akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu, Wahyu Widiastuti, S.Sos., M.Si, dalam sosialisasi bertema "Peran Perempuan Memilih Kritis dan Berkualitas," yang diadakan KPU Provinsi Bengkulu dan Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu (JPBB) di Besurek Room, Hotel Santika, menekankan pentingnya partisipasi perempuan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Menurut Wahyu, keterlibatan perempuan dalam politik merupakan langkah strategis untuk mencapai kesetaraan gender di berbagai bidang.
"Perempuan memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan politik yang lebih adil. Partisipasi mereka di arena politik akan membantu menciptakan kesetaraan dalam kesempatan dan kemajuan bagi semua," ujar Wahyu, Senin (9/10/2023).
Perempuan Sebagai Penggerak Perubahan
Wahyu Widiastuti menekankan bahwa perempuan kini memainkan peran yang semakin penting dalam dinamika politik. Perempuan tidak lagi hanya berada di ranah privat, tetapi juga aktif di ruang publik, termasuk politik.
Mereka memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, menyusun strategi, dan memperjuangkan kepentingan mereka sendiri.
"Dikotomi antara ranah privat dan publik telah hancur. Kini, perempuan memegang peran penting dalam kepemimpinan politik," jelas Wahyu.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran hukum dan hak-hak politik bagi perempuan, yang memungkinkan mereka berpartisipasi secara aktif dalam demokrasi, terlindungi dari tekanan, dan bebas dari disinformasi.
"Kesadaran ini penting agar perempuan tidak hanya menjadi pemilih, tetapi juga mengambil bagian dalam kepemimpinan politik," tambahnya.
Mengapa Perempuan Harus Berpartisipasi?
Wahyu menjelaskan bahwa partisipasi perempuan akan memastikan representasi yang lebih inklusif, mengurangi ketimpangan gender dalam politik, serta membantu menciptakan kebijakan publik yang lebih responsif terhadap isu-isu yang berdampak langsung pada perempuan.
"Partisipasi perempuan dalam pemilu adalah bentuk nyata dari perjuangan melawan diskriminasi dan ketidakadilan," ujarnya.
"Ini adalah hak konstitusional yang dijamin oleh undang-undang, dan harus dimanfaatkan."
Pengamat Politik: Pilih Kandidat dengan Kapasitas dan Rekam Jejak Baik
Pengamat politik, Drs. Heri Supriyanto, MSi menambahkan pentingnya bagi perempuan untuk memilih kandidat berdasarkan rekam jejak dan kualitas yang terbukti.
Ia menekankan bahwa dalam memilih kandidat, perempuan harus cermat dalam melihat kapasitas dan kapabilitas calon.
"Perempuan harus tahu rekam jejak kandidat dan memilih mereka yang memiliki kapasitas, kapabilitas, serta terbukti berbuat nyata untuk masyarakat," ujar Heri.
Hal ini, menurutnya, akan membantu memastikan bahwa kandidat yang terpilih benar-benar mampu membawa perubahan yang positif.
Peran Perempuan dalam Komunitas
Wahyu juga menyoroti peran perempuan sebagai pemimpin opini di keluarga, penggerak komunitas, dan agen perubahan sosial. Perempuan berperan penting dalam mengadvokasi isu-isu sosial, mendidik generasi muda tentang pentingnya keterlibatan politik, serta menyebarkan informasi yang akurat.
"Perempuan adalah agen perubahan sosial. Mereka mengatasi hambatan sosial, memperkuat keterlibatan perempuan lain, dan menjadi pemimpin di komunitas," kata Wahyu.
Bahaya Hoaks di Tengah Pilkada
Selain itu, Koordinator Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu (JPBB) Fonika Thoyib, M.I.Kom, turut mengingatkan pemilih untuk berhati-hati terhadap hoaks yang sering muncul menjelang Pilkada. Informasi palsu dapat menciptakan polarisasi di masyarakat dan menimbulkan kegaduhan sosial.
"Hoaks sering kali menggunakan judul yang bombastis dan narasi provokatif. Dampaknya bisa sangat besar, mulai dari kerugian ekonomi hingga hilangnya kepercayaan publik," ujar Fonika.
Ia mengajak masyarakat untuk mengandalkan informasi dari sumber yang kredibel, seperti portal berita tepercaya dan media arus utama, agar terhindar dari disinformasi.
Dengan pemilih yang kritis dan memahami hak-hak politik mereka, diharapkan Pilkada 2024 akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan kebijakan yang lebih inklusif. *
Facebook comments