Skip to main content

Para Pedagang mengeluhkan tidak adanya Pemeriksaan Daging yang dijual di Pasar

Bengkulu
Edi salah satu pedagang daging sapi saat di wawancarai oleh Tim viralpublik.com.


Bengkulu - Bukan cuma persoalan harga jual daging tinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat Kota Bengkulu. Dari pantauan wartawan viralpublik.com pada Minggu (8/4). Namun para pedagang juga merasakan keluhan soal tidak adanya pemeriksaan daging basah yang seharusnya dilakukan instansi terkait dalam sejak 6 bulan ke belakang, tepatnya terhitung sejak akhir bulan Oktober 2017 lalu.

Edi salah satu pedagang daging sapi mengatakan, bahwa memang sudah lama tidak adanya periksaan terhadap daging yang di jual di pasar. "Kalau dulu ada petugas dari Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan yang rajin setiap hari melakukan pemeriksaan terhadap daging yang kami jual di pasar ini, tetapi sekarang tidak ada lagi," kata Edi saat di wawancarai oleh Tim viralpublik.com pada Jumat (6/4) lalu.

Dirinya menjelaskan, untuk para pedagang daging sapi memang memiliki surat pemeriksaan tersebut, namun itu hanya sebatas formalitas semata. Faktanya, pemeriksaan daging basah siap jual di pasaran maupun pemeriksaan terhadap sapi yang dipotong itu jarang dilakukan oleh petugas.

"Banyak sekali sapi yang dipotong secara ilegal oleh para pedagang sapi tanpa melalui pemeriksaan petugas," jelasnya.

Cara untuk menurunkan harga jual daging sapi menjadi murah sangatlah mudah, dengan menekan dan mengontrol penuh margin keuntungan di tingkat Toke, Tengkulak maupun rumah Potong Hewan (RPH) yang ada. Sehingga, pedagang tidak terlalu tinggi menjual daging sapi di pasar dan dapat memenuhi ketentuan aturan HET (Harga Eceran Tertinggi) yaitu Rp 105 ribu per/kg.

"Kalau saja dari RPH atau Toke bisa menjual kepada kami seharga Rp 90 ribu - 95 ribu per/kg untuk daging sapi murni tanpa tulang dan sebagainya. Maka kami tentu bisa menjual Rp 100 ribu hingga 105 ribu per/kg kepada pembeli," ungkapnya.

"Kami hanya mengambil untung kecil dari penjualan kami. Kalau sekarang dari Toke dan RPH saja sudah Rp 115 per/kg, jelas kami nggak mungkin jual dibawah harga segitu," tambahnya.

Kemudian, Ia sangat berharap kepada pemerintah serta aparat terkait agar segera menuntaskan permasalahan ini. Sehingga Warga bisa kembali membeli daging sapi untuk di konsumsi ditingkat rumah tangga.

"Kalau harganya terjangkau otomatis daya beli masyarakat juga tinggi, apalagi sekarang ini mau masuk bulan puasa. Jika dibiarkan dengan harga daging sapi jelang ramadhan nanti akan tambah tinggi sekali," tutupnya. (Tv)

Dibaca 11 kali

Facebook comments