Skip to main content

Indonesia di Persimpangan Digital: Publikom Gama Dorong  Kedaulatan Komunikasi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Indonesia di Persimpangan Digital: Publikom Gama Dorong  Kedaulatan Komunikasi Pemerintahan Prabowo-Gibran
Indonesia di Persimpangan Digital: Publikom Gama Dorong  Kedaulatan Komunikasi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Di tengah derasnya arus digitalisasi, Indonesia menghadapi 
paradoks besar. Yakni, menjadi bangsa yang terkoneksi, tetapi kehilangan 
kendali atas ruang komunikasinya sendiri. 

Seperti kapal besar yang mesinnya dikendalikan pihak asing, mayoritas interaksi digital masyarakat kini bergantung pada platform global dari media sosial hingga kecerdasan 
buatan. 

Dalam menghadapi tantangan ini, Paguyuban Alumni Ilmu Komunikasi UGM (Publikom Gama) menyerukan perlunya ”kedaulatan komunikasi” sebagai tameng utama Indonesia di era Prabowo-Gibran. 

Rekomendasi strategis ini disampaikan langsung ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), diterima oleh Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria di kantornya di Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025).

Jangan Hanya Jadi Penonton Ketua Umum Publikom Gama Agus Sudibyo menegaskan, tanpa kedaulatan komunikasi, demokrasi Indonesia ibarat rumah tanpa pagar rentan disusupi 
kepentingan asing.

"Jagat komunikasi yang bermartabat dan beretika harus menjadi prioritas utama. Kita tidak boleh hanya menjadi penonton di tanah sendiri,” kata Agus.

Menurut Agus, arus informasi dan komunikasi harus berpijak pada nilai-nilai demokrasi, good governance, serta etika publik. Karena itu, Publikom Gama menekankan pentingnya penerapan hukum positif Indonesia seperti UU Pers, UU Penyiaran, UU Perlindungan Data Pribadi, serta Perpres Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas (Publisher Right) guna melindungi ekosistem media dan informasi nasional.

Publikom Gama juga menyoroti kedaulatan digital sebagai elemen krusial bagi masa depan ekonomi Indonesia. Jika tidak dikelola dengan baik, Indonesia hanya akan menjadi ladang eksploitasi digital bagi raksasa teknologi global.

”Kita harus memastikan arus data nasional tetap berada dalam kendali kita. Infrastruktur digital seperti pusat data, jaringan internet, dan teknologi komunikasi harus dikuasai secara mandiri,” jelas Agus Sudibyo, yang juga Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI.

Regulasi yang mengatasi monopoli dalam industri media, informasi, dan 
teknologi juga dinilai penting agar ekonomi digital Indonesia dapat 
berkembang tanpa ketergantungan berlebihan pada korporasi asing. 

Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia Maju 2045, yang menargetkan Indonesia menjadi pemain utama di sektor teknologi global.

Pedang Bermata Dua Sementara, dalam menghadapi revolusi kecerdasan buatan (AI), Publikom Gama mengingatkan, teknologi ini bisa menjadi alat pembebasan atau justru 
menjadi belenggu baru. ”AI adalah pedang bermata dua. Tanpa literasi yang memadai, kita bisa terjebak dalam jerat algoritma yang mengancam privasi, menyebarkan hoaks, hingga melumpuhkan industri kreatif lokal,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi Publikom Gama Imam Wahyudi, yang bersama lima kolega lainnya ikut hadir dalam pertemuan dengan Wamen Nezar Patria. 

Sebagai solusinya, lanjut Imam Wahyudi, Publikom Gama mendorong pemerintah untuk segera menerbitkan panduan AI yang praktis dan aplikatif 
bagi mahasiswa, wartawan, peneliti, dan kreator konten. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen pasif teknologi global, tetapi juga pencipta inovasi digital yang mandiri.

Era digital adalah medan perang baru, dan Indonesia tidak boleh hanya menjadi pion dalam permainan teknologi global. Terkait itu, Publikom Gama menyerukan langkah konkret untuk memastikan kedaulatan komunikasi dan digital benar-benar menjadi pilar utama pemerintahan Prabowo-Gibran.

”Jika data adalah minyak baru, maka kedaulatan komunikasi adalah kunci 
untuk menjaga energi bangsa tetap menyala. Kita tidak boleh menyerahkan kendali masa depan kita kepada pihak luar,” ujar Imam Wahyudi, jurnalis 
senior yang mantan anggota Dewan Pers ini. 

Hasil Serial Workshop Agus Sudibyo menambahkan, rekomendasi strategis yang diserahkan Publikom Gama merupakan hasil serial workshop yang diselenggarakan pada November-Desember 2024. Dalam workshop daring maupun luring
tersebut, para anggota Publikom Gama yang memiliki latar belakang berbeda 
menyampaikan pemikiran dan usulannya masing-masing. 

Pemikiran dan usulan berdasarkan kompetensi dan pengalaman para alumni itu kemudian didiskusikan bersama, lalu dirangkum dalam tujuh poin rekomendasi untuk disampaikan ke Pemerintah c.q. Kabinet Merah Putih dan DPR RI periode 2024-2029.

”Kami ingin memastikan Indonesia memiliki regulasi dan kebijakan yang 
mampu mengantisipasi tantangan di era digital, melindungi kepentingan 
nasional, serta menjaga ekosistem komunikasi yang sehat dan demokratis,” kata Agus Sudibyo.

Nezar Patria menyambut baik rekomendasi ini. Ia menyatakan, Kementerian Komdigi akan menelaahnya lebih lanjut untuk diintegrasikan ke dalam 
kebijakan nasional. 

”Masukan dari akademisi dan praktisi seperti Publikom Gama sangat berharga dalam membangun regulasi yang adaptif dan berorientasi pada kepentingan publik,” ujar Nezar. 

Menurut Wamen Komdigi, masukan Publikom Gama datang di saat yang 
tepat, di kala Pemerintah memang sedang konsen dengan isu kedaulatan 
digital. 

”Komdigi akan memperhatikan benar masukan Publikom, dan
meminta Publikom untuk selalu siap bekerjasama dengan Pemerintah terkait isu kedaulatan komunikasi,” pungkas Nezar Patria.

Dibaca 1 kali

Facebook comments