Skip to main content

Antara Pemimpin Dan Memilih Pemimpin Ditengah Bencana Covid-19

Ilustrasi
Ilustrasi

Opini - Sosiolog dan ahli filsafat islam bernama Ali Syariati mengatakan bahwa wajah kepemimpinan Muhammad merupakan gabungan antara Musa dan Isa. Di satu sisi menampakkan ketegasan, keteguhan, kekuatan dan konsistensi seperti sifat yang melekat pada diri Musa namun disisi lain beliau juga memiliki kelembutan, kasih sayang, cinta kasih, belas kasihan, dan kesejukan seperti sifat yang dimiliki oleh Isa.

Pada dasarnya disini perlu kita bedakan antara pembimbing (bimbingan) dan pemimpin (kepemimpinan). Pemimpin adalah orang yang membuat pengikutnya mudah mencapai tujuan. Di satu pihak pembimbing atau pemandu bukan saja menunjukkan jalan, namun juga sering kali memberikan sarana untuk melintasi jalan itu dan mencapai tujuan. Sesungguhnya seseorang bisa saja mengemban jabatan pemandu dan pemimpin sekaligus, atau hanya mengemban satu jabatan saja. Jabatan pemandu dan pemimpin sekaligus inilah yang disandang oleh para nabi terhadap umat atau kaumnya.

Pemimpin yang baik itu memberikan kesejukan, memberikan kedamaian dan memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakatnya. Pemimpin yang baik itu tidak memprovokasi rakyatnya dengan menghalalkan segala cara demi tercapai tujuannya. Pemimpin yang baik itu tidak akan mengorbankan rakyatnya demi kepentingan sesaat.

Pemimpin yang baik itu seperti Rasulullah, penuh kelembutan tetapi tidak meninggalkan ketegasan. Siaiapun bisa menjadi pemimpin bangsa ini, negara ini, dan siapapun bisa menjadi pemimpin “Gubernur atau Bupati” negeri kita tercinta Provinsi Bengkulu ini.

Allah telah memberikan tegurannya (belum pada level ujian dan cobaan, baru teguran) pada makhluk dibumi dengan bencana melalui wabah Covid-19. Disini Allah pun memberikan sebuah metode seleksi kepempimpinan, siapa yang mampu membawa rakyatnya melewati kondisi ini dengan baik, bukan hanya terus beretorika, insya Allah pasti akan dimulyakannya.

Disaat kondisi yang berkecamuk, bencana dan wabah, kesulitan ekonomi disini kita bisa melihat siapa yang pantas kita pilih, apakah yang terus beretorika atau yang tenang dengan membuka simpul-simpul kesulitan dalam hal mengatasi wabah di atas kepentingan pribadinya atau yang menggunakan wabah demi kepentingan pribadinya.

Masyarakat sudah dewasa, sudah pintar memilih, dari beberapa priode pilkada  di Provinsi Bengkulu bahwa yang menang itu adalah pemimpin yang yang menghambur-hamburkan uang “money politik” tetapi akhirnya rakyat yang menderita dan mereka yang berpesta pora, istilah bahasa Bengkulu “seperti Bengkulu ini punya pribadi nenek moyangnya”.

Ayo saudaraku masyarakat Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Kota se Provinsi Bengkulu, pada prinsipnya kita pun mampu jadi pemimpin tetapi kalau kesempatan itu belum ada mari kita contoh kepemimpinan Rasulullah, yang memimpin dengan kesejukan, dengan keteladanan, tetapi yang tegas jika diperlukan dan yang terpenting tidak mengorbankan rakyatnya apalagi yang mengadu domba rakyatnya ditengah bencana dalam bentuk wabah Covid-19 ini, siapa dia ? siapa sajalah menurut hati nurani saudara yang jelas jangan sampai jiwa dan raga kita dijajah dengan uang recehan 100 atau 200 ribuan. (***)

[Bengkulu, 11 April 2029  Pukul : 07.07 WIB]

Dr. Ir. H. Herawansyah, S.Ars., M.Sc., MT, IAI
[Expert in Political Science, Political Communication and Social Media]

 

Dibaca 45 kali

Facebook comments