Skip to main content

Harga Daging Sapi di Bengkulu Naik Rp 130 Ribu/Kg

Marwi salah satu penjual daging yang ditemui di Pasar Minggu.
Marwi salah satu penjual daging yang ditemui di Pasar Minggu.


Bengkulu - Harga  daging sapi di Kota Bengkulu saat ini terus menanjak naik, jika biasanya hanya berkisar Rp 100 ribu perkg, kini harganya mencapai Rp 130 ribu per/kg.

Dengan naiknya harga daging sapi tersebut sangat merugikan warga Kota Bengkulu yang mayoritas berekonomi menengah kebawah, dan sebagian besar warga kota ini adalah masyarakat berusia produktif yang notabene sangat membutuhkan konsumsi protein tinggi. Naiknya harga daging tersebut tentunya menurunkan daya beli masyarakat yang berujung dengan makin tingginya angka kemiskinan.

"Sebulan sekali tidak menentu kami makan daging sapi, alasannya karena mahal. Kami tidak mungkin bisa membeli daging sapi dengan pendapatan kami sebagai penjual sayur. Lebih baik uang hasil berjualan saya belikan beras,walaupun sebenarnya keluarga saya membutuhkan juga protein tinggi, apa lagi anak saya yang masih berumur 7 tahun," ujar salah seorang penjual sayur kepada viralpublik.com, Jumat (6/4).

Dari data yang didapat wartawan Viralpublik.com, tingginya harga sapi di Kota Bengkulu lantaran mahalnya harga jual daging sapi bersih di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Bengkulu yang mencapai rp 115 ribu per/kg.

"Kami ini hanya ambil untung Rp 10 ribu-Rp 15 ribu per/kg. Kami mau jual murah tidak bisa, sebab harga beli daging sapi dari RPH mahal. Jadi, tidak mungkin kami jual dibawah harga modal kami," ungkap Marwi salah satu penjual daging yang ditemui di Pasar Minggu.

Dikatakannya, belakangan pemerintah mewajibkan pedagang untuk membeli sapi atau daging sapi dari RPH. Namum demikian, ironisnya harga jual daging sapi RPH lebih mahal dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah pusat yaitu sebesar Rp 80 ribu per/kg.

"Intinya kami pedagang hanya mengikuti alur harga modal dan mengambil untung sedikit dari penjuala," ujarnya.

Ia menambahkan, sapi yang dipotong dan di jual RPH merupakan sapi asal Lampung. "Sangat jarang pak sapi lokal dipotong dan dijual di RPH. Memang kondisi ini sangat merugikan para peternak sapi lokal.Tetapi gimana lagi, kami hanya berjualan saja," tegas Marwi.

Menyikapi naiknya harga daging ini, Edi pedagang daging sapi lokal berharap agar pemerintah memberikan solusi. Pasalnya, dengan tingginya harga jual daging sapi maka jumpah warga yang membeli juga jauh berkurang.

"Sepi jualan sekarang. Jarang ada warga yang beli karena mahal harganya. Sehari hanya bisa habis 30 kilogram. Biasanya bisa sampai 100 kilogram habis terjual per harinya," ujar Edi.

Menurut dia, jika pembeli sepi, maka para pedagang juga kehilangan daya beli masyarakat yang berdampak dengan menurunnya tingkat ekonomi warga. "Ya kalau nggak ada yang beli, kami juga jadi terperosot.Lama lama bangkrut kami. Kalau sudah bangkrut kami juga tidak akan bisa beli daging sapi untuk di makan," demikian Edi.

Berikut Estimasi berat daging sapi dalam 1 ekor sapi hidup :

  1. Daging = 39 % dari berat sapi hidup.
  2. Jeroan = 11% dari berat sapi hidup.
  3. Iga = 5% dari berat sapi hidup.
  4. Kepalo sapi = 4% dari berat sapi hidup.
  5. Kulit sapi = 7% dari berat sapi hidup.
  6. Lemak sapi =  5% dari berat sapi hidup, dan
  7. Tulang, air  dan susut = 29 % dari sapi hidup. (Tv)
Dibaca 65 kali

Facebook comments