Jakarta - Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City, Setiaji menyebut bahwa Gojek dan Uber akan memberikan data lalu lintas pengandara mereka untuk membantu memecahkan masalah tentang kemacetan yang sering terjadi di daerah ibu kota Jakarta.
Menurutnya, untuk kerjasama ini akan direalisasikan tahun ini. "Sudah ada pembicaraan dari ojek online untuk memberi data ke Pemerintah Daerah DKI," terang Setiaji, Kamis (8/2).
Berbagi data ini penting dilakukan agar Pemerintah Daerah DKI Jakarta bisa melakukan prediksi pola kemacetan dan mengantisipasinya.
"Sehingga kami bisa tahu pergerakan orang dan kepadatan jalan. Prediksi macet kita antisipasi agar petugasnya bisa terjun duluan di sana," lanjutnya.
Setiaji mengatakan, bahwa selama ini pihaknya baru mendapat data jalan secara real time dari aplikasi Waze. Ia mengaku data Waze yang didapat pemerintah sama dengan apa yang dilihat oleh pengguna umumnya.
"Sama dengan data consumer, data tiap dua menit kita rekam," tuturnya.
Selain data kepadatan jalan, Setiaji menyebut data tersebut juga dihubungkan dengan variabel lain seperti apakah terjadi hujan, ada penutupan jalan, ada pembangunan jalan, dan kebiasaan lalu lintas di hari kerja dan hari libur. Tujuannya, membaca pola dan memprediksi kemacetan.
Selain mendapat data dari Waze, Setiaji juga menyebut sudah bekerjasama dengan Grab untuk berbagi data kepadatan jalan.
"Grab ada, (dia) kasih (data) road ratio, kepadatan jalan, terutama kawasan Tanah Abang," tuturnya.
Data tak detil
Namun Setiaji mengeluhkan data yang diberikan dari layanan transportasi onlineini tidak detil. "Mereka pasti akan kasih data, tapi tidak dalam level yang detil, agregatnya saja. Sementara kita butuh data yang detil," tuturnya.
Data agregat ini dijelaskan hanya data berupa angka secara umum dan perwilayah. Misal data kepadatan jalan di wilayah Kuningan, bukan data peta dengan detil di tiap ruas jalan seperti ditampilkan Waze.
"Kita pengen detil, (itu masih) dalam pembicaraan untuk minta dapat detil," tandasnya.
Sebelumnya, Grab pada 2016 sempat mengumumkan inisiatif Open Traffic bersama World Bank untuk membuka data lalu lintas mereka. Data ini disebut-sebut bisa dibagikan kepada pemerintah kota untuk mengatasi masalah kemacetan.
Di tahun berikutnya, Uber juga mengungkap inisiatif 'Movement' yang juga berniat untuk membagikan data perjalanan mereka dengan pemerintah kota guna mengurangi kemacetan. (red)
Sumber : www.m.cnnindonesia.com
Facebook comments